POLITIK oh POLITIK

Dunia politik di indonesia saat ini tidak lagi hangat, malah sangat panas. Semakin dekat dengan waktu pemilu semakin panas juga suhu dunia perpolitikan di indonesia. Apalagi di media sosial amat sangat terasa perseteruan antara pendukung pasangan capres cawapres yang bertarung memperebutkan hati rakyat indonesia. Pendukung incumbent dan pendukung oposisi.
Tidak hanya di medsos saja yang panas, ternyata di dunia nyata sekalipun sampai terjadi pembunuhan gara gara berbeda pilihan politik. Seperti yang terjadi di sampang madura seorang meninggal akibat luka tembak yang kabarnya karena berbeda pilihan politik. Detail beritanya klikdisini
Tidak hanya di tingkat nasional bahkan dalam pemilihan kepala desapun sampai terjadi pembongkaran makam untuk dipindahkan juga garagara pemilihan kepala desa. Hal ini terjadi di Gorontalo Utara, Kecamatan Tomilito, Desa Jembatan Merah. Selengkapnya berita klik disini
padahal sering kita dengar, bahwa konstentasi pemilu merupakan salah satu bentuk pesta demokrasi yang mana konotasi dari kata pesta adalah sebuah kegiatan yang menggembirakan. Pertanyaannya masihkah pemilu bisa disebut pesta? Rasanya tidak, karena setiap kali mendekati pemilu selalu saja suasana memanas.
Pemilu kali ini lebih terasa lagi suhu persaingan antar pendukung paslon, mungkin karena hanya ada kalau tidak 01 ya 02. Yang mendukung 01 menganggap 02 salah demikian pun sebaliknya. Perdebatan di medsosjuga amat jauh dari kaidah perdebatan yang sehat dan menyenangkan.
Padahal sebenarnya jika disederhanakan, yang mendukung 01 silahkan kampanyekan program, ada kelemahan perbaiki, ada kekurangan ditambal. Demikian juga paslon 02 menyampaikan program koreksi perbaiki selesai. Ada yang tidak sependapat tinggal adu argumen berdasarkan data dan fakta. Bukan saling caci saling maki yang akhirnya menimbulkan saling tidak enak, kemudian akhirnha akan menimbulka  permusuhan.
Sementara yang terjadi saat ini, caci maki, saling hujat fitnah sana sini sudah menjadi sesuatu yang seakan biasa. Bahkan mereka yang memfitnah seakan sudah lupa dengan ancaman dosa besar membuat fitnah. Mereka seakan lupa semua yang kita lakukan akan ada perhitungannya. Allah tidak pernah lupa dengan apa yang kita lakukan.
Seharusnya, bagi kita umat islam lebih memikirkan nasib kita kelak diakhirat? Akankah catatan amal kita diterima dengan tangan kanan ataukah malah tangan kiri? Mungkin saat ini orang yang paling beruntung adalah Bpk. JOKOWI DODO dan Bpk. PRABOWO, karena mereka berdua setiap hari menjadi sasaran fitnah, caci maki, dan hujatan lawan politik masing – masing. Dengan demikian dosa – dosa mereka berdua terhapuskan bahkan mendapat kebaikan dari pemfitnah, pencaci dan penghujatnya.
Tulisan ini hanyalah opini pribadi yang sedang belajar membuat opini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *